Sunday, March 24, 2013

Penerapan budaya 5S / 5R perusahaan



Seperti pepatah “Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat”, maka “pola pikir yang baik terdapat pada tempat kerja yang baik”. 5R pada dasarnya merupakan pembinaan mental karyawan melalui kegiatan fisik. Dengan kegiatan 5R yang dipersiapkan secara teliti, karyawan dibawa pada suatu proses pengalaman yang merobah pola pikirnya kearah positif. Ada 2 jenis kegiatan dalam mengembangkan budaya 5R :

1.       Kampanye, yang menandakan dimulainya kegiatan 5R

2.       Tindak lanjut memelihara kondisi yang berkembang.

Kampanye 5R
Berbagai acara diselenggarakan pada kampanye 5R, diantaranya penyuluhan dan penjelasan 5R oleh atasan, penetapan hari 5R, diskusi 5R, lomba poster 5R, kontes 5R antar tempat kerja, atau lomba foto kampanya 5R.
Suatu panitia dapat dibentuk untuk menangani penyelanggaraan kampanye 5R ini. Setelah kesadaran karyawan mulai tumbuh, maka kegiatan selanjutnya adalah,

Tindak lanjut

Tindak lanjut kegiatan 5R harus segera diterapkan. “ Tempalah besi selagi panas”, pepatah ini juga berlaku untuk kegiatan 5R. Bila tindak lanjut tidak segera diterpakan, semangat akan kembali menurun dan hambar.
Komite 5R dibentuk untuk menangani tugas-tugas pemeriksaan pada setiap tempat kerja, komite ini dapat menegur daerah daerah yang belum menerapkan 5R, disamping itu mereka juaga dapat memberikan penghargaaan bagi unit kerja yang menerapkan 5R yang efektif.. Hasil penilaian diperagakan disertai foto tempat kerja dan komentar komite.

5R tak dapat dilaksanakan tanpa sarana yang dibutuhkan seperti, rak barang, garis line, atau alat kebersihan dan lainya. Dukungan pimpinan perusahaan tampak secara jelas dan tegas memberi dukungan penuh pada sarana yang dibutuhkan.

Keteladanan atasan ternyata sangat berpengaruh bagi karyawan. Pimpinan yang tak acuh, tak pernah meninjau tempat kerja dan tak perdulikan 5R adalah menjadi teladan yang buruk. Sebaliknya seorang manager yang selalu memberi contoh positip akan menjadi teladan bagi bawahanya. Arti kehadiran atasan di tempat kerja merupakan pemacu semangat bagi seluruh karyawan.
Belum pernah program 5R ditentang secara serius oleh karyawan dimana saja. Dalam kenyataanya, 5R merupakan program yang sejalan dengan kepentingan karyawan. Sesunguhnya karyawan merasa senang memiliki tempat kerja yang nyaman dan baik. Jadi partisipasi mereka harus benar – benar digarap dan dipersiapkan, karena partisipasi karyawan merupakan kunci keberhasilan 5R.
Dampak positip segera dilihat setelah penerapan 5R. Banyak perusahaan yang menikmati kenaikan produktivitas cukup tinggi setelah penerapan 5R. Para pakar berpendapat 5R merupakan langkah awal dan dasar pondasi bagi peningkatan produktivitas dan kemampuan bersaing sampai menjadi industry kelas dunia. 5R adalah langkah kecil, namun seperti kata pepatah, perjalanan berpuluh ribu kilo harus dimulai dengan langkah yang satu in

Dapat kita lihat program peningkata produksi, seperti TQC ( Total Qulity Contol atau lebih dikenal dengan PMT ( Pengendalian mutu terpadu ), QCC ( Quality Control Circle ) atau dikenal dengan GKM ( Gugus kendali Mutu ), KaiZen, TPM ( Total productive maintenance ), Sistem produksi tepat waktu JIT ( Jusr in Time ), dan kemudian bandingkan dengan pemahaman semua kelima dari 5R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin ), Dan saya yakin dengan pelaksanaan 5R yang benar efektip saja bisa memenuhi program – program dalam usaha peningkatan produksi.

Sebagai akhir kata, saya ingin memberikan saran bagi praktisi yang berminat pada peningkatan produktivitas. Meskipun 5R adalah hal yang sanagat sederhana, janganlah diabaikan. Setiap usaha mengangkat produktivitas selalu terkait dengan sumber daya manusia dan untuk pembenahan sumber daya manusuia tersebut harus dicerminkan pada pembenahan pola pikir. 5R adalah cara yang praktis dalam melakukan pembenahan pola pikir banyak orang diperusahaan.



 
Banyak orang berpikir perjalanan menuju industry kelas dunia hanya dapat ditempuh dengan menerapkan “best practice” yang cenderung ditafisrkan serba canggih. Misalnya otomatisasi, robotisasi dll. Dalam kenyataanya penerapan “best practice” pada perusahan industry kelas dunia berasal dari “basic practice” yang diterapkan secara sungguh-sungguh. Nah, 5R dalam kesederhanaanya merupakan basic practice yang telah terbukti memberikan sumbangsih bagi industry, karena dengan 5R ini aspek lain dari industry dapat di bangun lebih mantap.    

Salam, penulis

Dikutip dari Seri Budaya Industry unggulan “ Dasar membangun industry kelas dunia” 
pengarang  Ir. Kristianto Jahja